Kapolri Jenderal Timur  Pradopo diharapkan segera mengambil tindakan tegas atas maraknya aksi  "penjebakan" oleh polisi di jalanan Ibu Kota Jakarta.
Pasalnya, aksi meresahkan ini bukan hanya tidak mendidik, namun juga  justru menambah kemacetan baru alih-alih menertibkan kemacetan itu  sendiri.
"Kapolri harus segera menertibkan aksi polisi yang suka "menjebak"  masyarakat di Jakarta. Seharusnya polisi-polisi itu tidak menjebak, tapi  bertugas menertibkan pengendara di simpul-simpul kemacetan dan mengurai  kemacetan," kata Ketua Indonesia Police Watch, Neta S Pane, dalam siaran persnya, Ahad (10/4).
Aksi polisi, imbuh Neta, akhir-akhir ini kian ganas di berbagai jalanan  Jakarta. Polisi biasanya beroperasi di tikungan, pertigaan, lampu merah,  di atas flyover, di tengah underpass, dan di pojok-pojok jalur busway.
Neta menambahkan sedikitnya terdapat 25 titik jebakan yang sangat rawan  pungli. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, titik-titik itu antara  lain flyover Galur (Jakarta Pusat), pertigaan Apartemen Palazzo dekat  Polsek Kemayoran Jakarta Pusat, Jalan Jenderal Gatot Soebroto Jakarta  Selatan, dan jalur busway depan Universitas Trisakti Grogol Jakarta  Barat.
Target operasi yang paling banyak ialah pengendara motor. Mereka ada  yang 'iseng' memberhentikan pengendara untuk bertanya kelengkapan, namun  ada pula, seperti yang diungkap Neta, sengaja 'menunggu' para  pengendara yang bandel. Padahal mereka seharusnya mengarahkan para  pengendara tersebut sebelum masuk jalur busway atau flyover itu sendiri.
Ironisnya, aksi ini makin marak terjadi di tengah-tengah upaya Polda Metro Jaya melakukan Operasi Simpati.
Neta pun menyayangkan upaya Polri yang terkesan 'kejar setoran' ini  karena Polri baru saja ditetapkan mendapat dana renumerasi. "Untuk itu  IPW mendesak Kapolri menurunkan tim khusus untuk menertibkan aksi  tersebut," pungkas Neta
Metrotvnews.com
!doctype>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar